Entri Populer

Kamis, 27 November 2008

LEHMAN Brothers kurang memahami prinsip “Tangan kanan, tangan kiri”

“Besar pasak daripada tiang” mungkin pribahasa ini yang cocok untuk menggambarkan keadaan Lehman Brothers yang menyebabkan resesi ekonomi global, mungkin para petinggi Lehman tidak sadar apa yang mereka lakukan dalam mengatur keuangan Lehman menjalar pada perekonomian dunia, atau mereka mengetahui dan sadar bahwa tidak stabilnya neraca keuangan Lehman mampu membuat ekonomi secara global mengalami resesi, tapi karena mereka ingin memperkaya diri mereka sendiri, maka terjadilah kebangkrutan Lehman
tangan kiri yang dimaksud adalah pendapatan yang didapatkan oleh bank, lewat tabungan, deposito, dsb, sedangkan tangan kanan adalah penyaluran dana oleh bank, Pemasukan yang mereka terima tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka keluarkan, bayangkan bonus yang diterima oleh pegawai-pegawai setingkat manager yaitu sekitar 17 miliar, walaupun hasil yang di dapat oleh perusahaan tidak sebanding, asalkan mereka berhasil menjual maka mereka akan mendapatkan bonus yang sangat besar tanpa melihat apakah para kreditur khususnya dalam pembiayaan sektor perumahaan mampu membayar.
Prinsip “tangan kanan, tangan kiri” adalah prinsip yang sangat sederhana yang seharusnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mengerti dan memahami, atau mereka sudah paham dan mengerti tetapi pura-pura tidak mengetahuinya semua bertujuan untuk memperkaya diri mereka masing-masing, itulah ekonomi kapitalis yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin.
Secara umum prinsip “tangan kanan, tangan kiri” sangatlah sederhana, dana yang masuk melalui tangan kanan disalurkan kembali melalui tangan kiri, hasil dari selisih bunga tangan kiri dan bunga tangan kanan itulah yang digunakan menjalankan perusahaan, tetapi bila hasil tangan kiri tidak sebanding dengan hasil yang di dapatkan oleh tangan kanan maka perusahaan harus mengambil sebagian modalnya untuk membayar hutang-hutangnya dan menjalankan perusahaannya, semakin banyak modal yang tergerus, maka semakin merugi perusahaan tsb,
Salah satu penyebab kenapa hasil yang di dapatkan oleh tangan kiri tidak sebanding dengan yang dikeluarkan adalah karena kurang ketatnya syarat-syarat yang diajukan untuk mendapatkan pembiayaan khususnya sektor perumahan, masyarakat amerika khususnya dengan sangat mudah mendapatkan persetujuan dari Lehman untuk mendapatkan pembiayaan rumah dan yang dijaminkan oleh masyarakat tersebut adalah rumah yang sedang ia beli secara kredit, atau dikenal juga dengan Hipotek.
Permasalahan muncul ketika para kreditur tidak mampu membayar karena harus membiayai yang lain misalkan kredit mobil, dsb, karena tidak ada peraturan yang ketat menyebabkan siapa saja bisa disetujui, inilah yang akhirnya memacu kebangkrutan Lehman Brothers, bisa dibayangkan bukan satu atau dua orang saja tang tidak mampu membayar tapi jumlahnya bisa mencapai ratusan, atau bahkan ribuan, karena Lehman Brothers juga menjual obligasi dengan jaminan rumah kepada pihak-pihak ketiga maka ketika terjadi hal-hal seperti gagal bayar, menyebakan para pemegang obligasi cemas terhadap investasi yang ditanamkan pada Lehman Brothers, kecemasan inilah salah satu penyebab terjadinya resesi global, karena tergerusnya modal Lehman Brothers untuk membayar hutang ataupun menjalankan perusahaannya maka otomatis Lehman Brothers dianggap bangkrut,
Obligasi-obligasi yang dipegang oleh investor otomatis jadi tidak mempunyai nilai, rumah-rumah yang dijadikan jaminanpun harganya menurun dratis, karena yang berinvestasi di Lehman Brothers bukan hanya di Amerika tetapi hampir seluruh dunia, maka terjadilah resesi global, andaikan Lehman Brothers memegang teguh prinsip sederhana yaitu “tangan kanan, tangan kiri” bukan tidak mungkin dapat mencegah terjadinya krisis ekonomi global.

Selasa, 25 November 2008

opini saya tentang karyawan Sektor Informal

Sektor informal adalah sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai kalangan, pendidikan tidak menjadi prioritas yang utama untuk bekerja pada sektor ini, yang tepenting adalah tenaga,
“yang penting dapur ngebul”, “yang penting anak-bini bisa makan” kata-kata ini sering kita dengar di pangkalan ojeg, angkot,dsb, kata-kata diatas merupakan tujuan utama atas apa yang mereka harapkan dari pekerjaan mereka.
Kesejahteraan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka tidaklah sebanding dengan apa yang mereka kerjakan, kita misalkan sopir angkutan umum, dengan naiknya harga BBM, otomatis mereka harus pintar-pintar menghemat dan mencari uang agar tidak nombok untuk menyetor kepada bos mereka, dan biasanya mereka bingung harus mengeluh kemana atas mahalnya BBM, tingginya harga barang-barang, dan makin sedikitnya penumpang angkot mereka, karena orang-orang sekarang ini lebih baik naik motor daripada naik angkutan umum.
Selain hal-hal diatas, para pekerja informal juga tidak dilindungi oleh tempat mereka bekerja dari kecelakaan atas pekerjaan mereka, para pekerja kasar musiman, yang muncul ketiha ada proyek-proyek pembangunan jalan ataupun gedung-gedung, tidak mendapatkan jaminan keselamatan dari tempat mereka bekerja, ketika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya kelumpuhan ataupun kematian tidakmenjadi tanggung jawab tempat mereka bekerja,
Lalu kemana mereka harus mengadu…? ironis, Negara dengan sumberdaya alam yang sangat melimpah tidak mampu mensejahterakan rakyatnya sendiri, Negara dengan demokrasi yang sangat bebas, tidak mampu mengahadapi maraknya demo-demo pekerja yang seharusnya dilindungi dan dibela oleh Negara mereka, tapi itulah hidup ketika semua dijalankan dengan baik dan juga selalu berserah kepada yang empunya hidup, maka kita bisa melewatinya dengan baik.

opini saya tentang karyawan Bidang jasa

Bidang Perusahaan yang bergerak di bidang jasa saat ini sangat banyak dan beraneka ragam, contohnya adalah Bank, asuransi, dsb faktor yang terpenting di sebuah perusahaan yang bergerak dalam pelayanan jasa adalah membuat customer merasa nyaman dan aman serta pelayanan yang baik kepada customer
Sdm yang bekerja pada sektor jasa biasanya dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik bagi customernya, selain menjual produk-produk jasa, pekerja harus bisa melayani para customernya setelah customer membeli atau memakai produk-produk yang ditawarkan.
Biasanya orang-orang yang bekerja di sektoe jasa mempunyai pendidikan minimal adalah diploma III, walaupun tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang yang berpendidikan di bawah diploma III bisa bekerja di sektor bidang jasa, karena lingkup dari perusahaan jasa sangatlah luas.
Para pekerja pada sektor jasa biasanya tidak harus mempunyai suatu skill tertentu, yang paling utama adalah bagaimana pekerja bisa menghadapi para customer dan meyakinkan mereka untuk membeli atau memakai jasa dari perusahaan.
Pressure yang seringkali diterima para pekerja bidang jasa adalah menghadapi customer yang mempunyai berbagai karakteristik, dan juga sifat, yang kadang-kadang membuat pekerja mengalami kebosanan karena setiap hari harus berhadapan dengan customer, itulah pressure yang dihadapi
Membangun hubungan dengan para customer merupakan keharusan bagi perusahaan jasa, semakin banyak customer yang percaya dan nyaman untuk membeli atau memakai jasa mereka semakin baik untuk pemasukan perusahaan.
Biasanya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akan membuat karyawannya senyaman mungkin bekerja, agar ketika berhadapan dengan para customer yang mempunyai aneka sifat bisa memberikan pelayanan yang baik.

opini saya tentang karyawan Industri

Karyawan industri adalah orang-orang yang bekerja merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi, dan juga memproduksi barang-barang tertentu, biasanya sdm yang bekerja di bidang industri harus mempunyai suatu skill yang memadai, skill disini lebih mengarah kepada skill membuat sesuatu, misalkan sdm yang bekerja di perusahaan pembuat rokok, harus bisa melinting ataupun menggelem secara baik, walaupun ada bagian-bagain tertentu yang sudah menggunakan mesin, tapi masih dibutuhkan tenaga manusia untuk menjalankan mesin.
Setiap pekerjaan pasti mempunyai pressure, di sektor apapun seseorang bekerja biasanya akan mendapatkan tekanan dari perusahaan, begitu juga orang-orang yang bekerja di perusahaan pembuat sesuatu, mereka dituntut untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar, sesuai dengan waktu dan target yang ditetapkan, bila mereka tidak bisa mencapainya, maka otomatis tekanan yang mereka dapatkan akan menjadi tinggi, tekanan bisa dating dari mana saja, dari perusahaan, dari diri sendiri ataupun dari lingkungan tempat orang itu bekerja.
Sekarang ini kita sering sekali melihat ataupun membaca berita-berita tentang pemogokan buruh, banyak faktor yang menyebabkan para buruh mogok, dan faktor yang utama adalah kesejahteraan para buruh yang mereka rasa kurang diperhatikan oleh perusahaan, upah yang diberikan oleh perusahaan dirasa sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, harga-harga yang semakin naik, himpitan ekonomi yang berkepanjangan membuat demo dan mogok kerja merupakan jalan terbaik guna meningkatkan upah mereka, bila seudah begini siapa yang pantas untuk dipersalahkan..
Untuk memecahkan permasalahan ini, kita harus melihat dari banyak sisi, dari sisi pengusaha yang menginginkan laba guna menjalankan perusahaannya, juga dari sisi pekerja yang menginginkan kesejahteraan, di sinilah peran pemerintah, yaitu sebagai mediator antara perusahaan dan juga pekerja, tapi dengan diterbitkannya SKB, bisa dilihat siapa yang lebih diuntungkan,
Suatu Negara yang menganut kapitalis biasanya kebijakan yang diambil lebih kepada menguntungkan perusahaan yang menghasilkan devisa bagi Negara, mungkin daerah-daerah mempunyai standar masing-masing dilihat dari potensi daerahnya menetapkan sendiri uah minimum, dan memaksimalkan serikat pekerja untuk memperjuangkan kesejahteraan pekerja